This review may contain spoilers
Interesting Storyline and Cinematography
Saya menonton film ini karena ingin melihat Tony Leung dan Wang Yibo adu akting di dalam film yang sama. Jadi saya tidak membaca sinopsis film ini sebelumnya. Benar-benar bebekal pengetahuan bahwa ini adalah historical movie.Latar waktu film ini adalah saat perang dunia II, ketika invasi Jepang di Tiongkok. Secara garis besar, film ini menceritakan tentang perseteruan tentara Jepang, Partai Komunis, dan Partai Nasionalis Tiongkok (Kuomitang).
Diceritakan Director He (Tony Leung) dan Secretary Ye (Wang Yibo) yang merupakan rakyat Tiongkok menjadi bagian struktur pendudukan Jepang atas Tiongkok. Saat itu Jepang sedang menduduki Manchuria yang menjadi negara boneka kekaisaran Jepang.
Padahal bagian awal film terasa sangat lambat dan membosankan bagi saya yang menonton tanpa ekspektasi apapun. Timeline dari film ini juga membingungkan pada awalnya. Ada scene yang diulangi ketika beberapa menit cerita berjalan. Tapi semakin lama semakin amazed dengan alur cerita yang dibuat maju-mundur berulang kali ini.
Lama-lama tensi cerita semakin naik dan semakin menarik, membuat saya tidak sabar apa yang akan terjadi selanjutnya.
Director He (Tony Leung) diceritakan tidak ingin lagi menjadi bagian dari Jepang dan kembali bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok. Secretary Ye (Wang Yibo) yang sangat loyal terhadap Jepang ditugaskan untuk memburu Director He (Tony Leung). Pada scene ini menurut saya adalah puncak ketegangan, melihat mereka adu akting dengan bertarung yang koreonya sangat sempurna. Mereka bertarung seakan salah satunya harus mati.
Sampai akhir filmnya pun kita akan dibuat benci dengan Secretary Ye (Wang Yibo) yang sangat loyal terhadap lawan. Yang saya sukai dari plot cerita Hidden Blade ini adalah ketika penonton tidak dibiarkan menerka-nerka ending yang tidak jelas. Semua rasa penasaran penonton akan terjawab.
Selain dari alur, plot cerita, dan akting para pemain yang sangat bagus, film ini juga punya kelebihan di sinematografinya. Estetika pengambilan gambarnya selalu indah. Komposisi gambar dalam satu frame benar-benar dipikirkan estetikanya. Jadi mata penonton selalu dimanjakan meskipun jalan cerita film ini sebenarnya agak gelap dan menyedihkan.
Setelah film selesai saya otomatis bertepuk tangan. Karena, jujur film ini ternyata "beyond expectation". Tadinya hanya ingin melihat dua aktor hebat bermain dalam satu film, ternyata mendapatkan bonus jalan cerita, alur cerita, serta sinematografi yang sangat bagus.
Was this review helpful to you?